Header Ads

Pelajaran Untuk Calon Penulis Professional (#Testimoni Inaugurasi FLP Aceh 2013)

Oleh : Aslan Saputra


Mengikuti Inaugurasi Forum Lingkar Pena Aceh selama dua hari dua malam benar-benar sangat berkesan bagiku. Ya, selama mengikuti proses panjang mulai dari pengiriman formulir hingga interview, acara inaugurasi berhasil menjadi klimaks yang mampu membuat hati ini bergetar. Bukan karena gugup atau melemah, tapi lebih karena terharu dan tersentuh. Pengalaman selama inaugurasi menjadikan langkahku untuk menjadi penulis melebar, bersemangat dan bertambah yakin.
Setelah dinyatakan terdaftar sebagai peserta OR FLP Aceh 2013, niatku untuk bergabung di FLP semakin mantap. Jarak antara pengumuman peserta OR dan jadwal Interview yang lumayan lama mampu membuat aku gugup. Apalagi setelah mendengar info-info ganjil tentang proses interview yang lumayan sulit dan berat membuatku kecil dan tidak percaya diri. Paling tidak, jika nanti dinyatakan tidak lulus FLP, niatku untuk menjadi penulis produktif tidak akan layu.

Untuk apa juga sih gabung di FLP? Kan gak perlu segitunya juga kali sampai gugup gitu. Kalau gak lulus ya sudah. Pendapat-pendapat seperti itu memang banyak bertebaran diluar sana, belum lagi ada yang mengatakan kalau masuk FLP cuma buat keren-kerenan saja. Ciee anak FLP!. Memang jika niat bergabung di FLP hanya untuk mengambil manfaat dari status keanggotaan FLP, maka perbuatan seperti itu benar-benar tidak bertanggung jawab. Masa penantian Interview kujalani sambil memantapkan niat, mengklarifikasi semua pendapat-pendapat miring tentang tujuan masuk FLP. Setidaknya, ketika ditanya apa orientasiku bergabung di FLP, dapat ku jawab dengan mantap, jujur dan penuh keyakinan.

Akhirnya, dihari yang dijadwalkan, akupun mengunjungi Rumah Cahaya untuk menjalani proses interview yang telah ditentukan oleh panitia. Tidak seperti kunjunganku pada kelas-kelas mingguan FLP biasanya, hari itu atmosfer Rumah Cahaya tampak sangat berbeda. Selain wajah para kakak-kakak FLP yang di siapkan sedemikian rupa sehingga tampak berwibawa, juga wajah-wajah asing yang belum pernah ku temui sebelumnya. Aura kepenulisan mereka tampak kuat dan hebat dimataku. Saat itu aku seperti Harry potter yang baru saja tiba di Hogwarts. Ternyata menjadi penulis benar-benar keren.

Panitia memberikan selembar kertas soal sesaat setelah aku menyelesaikan proses administrasi ulang. Wow! Hari itu aku di urutan ke tiga puluh pada absensi peserta. Ternyata dihari pertama saja sudah sebanyak itu. Setelah mendapatkan tempat duduk yang nyaman, aku mulai membaca isi kertas itu. Perkara terlalu manja menggunakan laptop tiap kali menulis, alhasil seluruh jawaban yang kutulis tidak luput dari coretan-coretan koreksi. Persis seperti kertas jawaban anak SD dengan dibubuhi nilai C. Sambil menghibur diri, berharap itu tidak menjadi sebuah masalah yang besar.

Hari itu aku di interview oleh Kak Elvia Malbeni. Entah memang itu perasaan ku, hari itu ia tampak tidak tersenyum sedikitpun. Sorot matanya tajam, seakan-akan kami tidak pernah berjumpa sebelumnya. Padahal beberapa minggu yang lalu aku hadir pada kelas bedah karya FLP, yang membedahi  cerpennya yang berjudul “Ku Buang Cinta Sampai Ke Jerman”. Biarlah, itu memang resikoku sebagai seorang peserta Interview. Tidak ada istilah kenal mengenal.

Setelah semua pertanyaan yang dilontarkan telah ku jawab dengan segenap semangat, akhirnya proses interview pun berakhir. Didalam hati aku berdoa, semoga kami semua yang hadir dihari itu bisa lulus OR FLP Aceh 2013. Amin.

Keesokan malamnya, tanpa sengaja di beranda Facebook, aku melihat status terbaru Kak Beby Haryanti Dewi, salah satu interviewer OR FLP Aceh,

Huaaaah! Dua hari yang melelahkan, sesi wawancara 140 calon anggota baru Flp Aceh. Tinggal memeriksa hasil ujian tulis dan karya peserta. Siapa 30 orang yang akan lulus, yaaa? Tunggu minggu depaaan. Gutlak ya! #Sekarang mau ngedit novel PCPK yang ceritanya keren banget. ^^

What?? 30 Orang dari 140 peserta?? Seketika lututku melemah, tubuhku goyah dan pikiranku menerawang jauh, entah kemana. Malam itu aku menyesali lembar jawaban ku yang benar-benar abstrak. Mungkin saja itu akan menjadi alasan untuk ketidaklulusanku nanti. Dan kegalauan itupun berlanjut hingga kemimpi dengan beberapa episode mengenaskan. Cukup untuk membuatku benar-benar gugup menanti pengumuman hasil interview OR FLP Aceh.

 Hari-hari menjelang pengumuman kelulusan Interview ku jalani dengan beraktivitas seperti biasanya. Sambil berdoa, mencoba ber-Husnudzan untuk segala kemungkinan. Hingga dimalam sebelum pengumuman hasil interview, aku dan seorang temanku yang juga mengikuti OR FLP Aceh saling curhat. Masing-masing dari kami saling menghibur mencoba menganalisis kemungkinan terbaik dan menghina diri untuk analisis kecerobohan yang mungkin menjadi alasan untuk segala kemungkinan terburuk. Selepas percakapan hampa itu, membuat kami dapat tidur tenang untuk sejenak melupakan tentang pengumuman Interview, FLP dan menulis.

Keesokan harinya, aku sengaja tidak ingin mengakses internet. Hari itu aku menjalani aktivitas apa adanya dengan menghilangkan kata-kata Interview, FLP dan menulis dari kepalaku. Efek curhat tadi malam mampu membuatku bertahan hingga dua puluh jam. Dan pada akhirnya, aku memberanikan diri untuk mengakses. Disana ada angka 15 berwarna merah di kolom notifikasi. Dengan mengucapkan bismillah, aku memberanikan diri untuk membukanya  satu persatu di tab baru. Detak jantung semakin berpacu, namaku di tandai oleh Riazul Iqbal Pauleta pada halaman website FLP yang berjudul “Inilah daftar nama calon anggota yang lulus OR FLP Aceh 2013” . Seketika aku buka tautan tersebut. Mata ini bergerak demikian cepatnya hingga berhasil menemukan sebuah nama, Aslan Saputra. Alhamdulillah.

Setelah seminggu pasca pengumuman kelulusan, aku dan beberapa orang yang juga lulus OR FLP Aceh berangkat ke SKB Lubuk, Aceh Besar dengan sebuah bus yang ‘dipaksa’ memuat kami semua. Sesampainya Lubuk, kamipun dibagikan kamar, dan menyelesaikan segala administrasi. Dan sore itu, acara Inaugurasi pun dimulai.

Ada beberapa pelajaran yang tidak akan aku lupakan ketika mengikuti Inaugasi FLP Aceh 2013. Selama dua hari dua malam, tanpa disadari kami dididik untuk menjadi penulis ‘professional’. Bayangkan, diwaktu yang begitu singkat dan padat itu kami harus menyelesaikan dua buah tulisan profil instruktur inaugurasi FLP dan resensi buku yang dibagikan kepada kami diawal acara Inaugurasi. Untuk membuat sebuah resensi pun, mau tidak mau kami harus membaca keseluruhan isi buku itu. Ada satu hal yang aku tanggap dari tugas-tugas itu. Seberapapun sibuknya kita dengan beragam tuntutan aktivitas, tidak ada alasan untuk tidak menulis. Buktinya di kepadatan jadwal Inaugurasi, kami mampu mencuri-curi waktu untuk bisa menyelesaikan semua tugas itu. Dan yang paling penting, manfaatkanlah waktu yang ada semaksimal mungkin, jika ingin benar-benar meraih keinginan-keinginan besar kita. Dan ketika itu, aku menjadi yakin kalau jalanku untuk menjadi seorang penulis semakin terbuka lebar, semakin nyata.

Selain itu, Inaugurasi FLP mengajari ku untuk menjadi penulis yang tawadhu. Sesibuk apapun, sebanyak apapun tugas yang ada, jangan pernah meninggalkan tugas-tugas akhirat. Dengan rutin melaksanakan Qiyamullail dan Dhuha, mengajari kami untuk tidak pernah melupakan akhirat. Dalam dua hari itu pun kami berhasil membaca Alquran sebanyak satu Juz. Itu juga mengajari kami bahwa, sebanyak apapun bacaan diluar sana, tetap jangan pernah meninggalkan Alquran. Selain semangat menulis terpenuhi, semangat beribadah pun terisi kembali.

Bagaimana tentang materi yang diberikan? Tidak perlu ditanya, semua materi yang diberikan oleh pemateri-pemateri berkualitas benar-benar bermanfaat. Jika sebelum mengikuti inaugurasi aku adalah sebuah ulat, maka selepas acara Inaugurasi seakan-akan aku telah menjadi sebuah kepompong. Hanya tinggal rutin berlatih dan berlatih dan menunggu hingga akhirnya menjadi seekor kupu-kupu. Terbang, menebar inspirasi.

Ketika mengikuti Inaugurasi FLP Aceh, aku menemui sosok-sosok yang jago dalam menulis. Dua puluh delapan peserta yang hadir, adalah orang-orang yang menurutku adalah orang-orang yang benar-benar jatuh cinta pada menulis. Hal itu terbukti dengan aktifnya mereka di forum diskusi, contoh-contoh tulisan mereka ketika ada sesi praktek menulis. Melihat mereka awalnya membuatku kecil. Namun, hingga akhir acara inaugurasi, dengan melihat mereka malah membuat semangatku semakin menyala. Betapa bangganya bisa bergabung bersama orang-orang hebat seperti mereka. Setidaknya ketika semangat ini mulai surut, hanya dengan melihat mereka, bisa menyulutkan semangat untuk menulis kembali. Sungguh rahmat terbesar Allah yang telah memberi anugerah kepadaku dengan memberikan puluhan teman hanya dalam hitungan hari. Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Terakhir, semoga kehangatan yang kami dapat pada acara Inaugurasi itu bisa terus terasa hingga besok, tahun depan, bahkan hingga kulit mulai mengerut dan rambut mulai beruban. Kehangatan yang bukan hanya sebatas teman sepenulisan, tapi lebih sebagai sebuah keluarga, bersama seluruh anggota FLP lainnya. Salam kenal semuanya.

Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ingatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu

Kenangan bersamamu
takkan kulupa
walau badai datang melanda
walau bercerai jasad dan nyawa

8 comments:

  1. Ciieee anak FLP Aceh...
    hehe
    Selamat bergabung, Aslan. Semoga betah. :D

    ReplyDelete
  2. Tetap Semanggat Teman. Selalu yang Kita bisa, dan iringi dengan usaha dan belajar. Pasti apa yang ada di angan akan terwujud dengan baik. =D

    Semangat Aslan. Saling menyemangati ya di FLP, kita punya tujuan yang sama, mungkin cara menyampai ke tujuannya yang berbeda. S.E.M.A.N.G.A.T... :]

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Dara Hersavira :D
      Semoga kita semua bisa menjadi penulis yang Islami, Produktif, dan Professional..

      Delete
  3. Wow sekali, HEBAT!

    "Sebuah ulat maka selepas acara Inaugurasi seakan-akan telah menjadi sebuah kepompong. Hanya tinggal rutin berlatih dan berlatih dan menunggu hingga akhirnya menjadi seekor kupu-kupu. Terbang, menebar inspirasi.."

    Mari kawan, kipaskan sayap mengelilingi dunia! Tapi teman, tolong aku. Barangkali aku adalah kepompong yang menetas paling akhir :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bg Nazri, Sekarang ini kita sama-sama didalam kepompong. bisa jadi malah bg Nazri pula yg lebih dahulu mengepakkan sayap. mari sama-sama kita saling mendukung dan berlatih. Selamat berjuang ^^

      Delete
  4. Asslkm.. Aslan..kk baru baca postingannya aslan. hehehe kagak nyangka ternyata waktu wawancara kakak segalak itu ya... :)
    kk ingat kok waktu bedah cerpen kk dibedah aslan datang. soalnya adx yg paling rajin datang ke FLP sebelum jadi anggota. iya kan?

    walau telat mohon mf ya... jika selama wawancara ada kesan tidak mengenakan. wktu inagurasi kk nggak hadir sampe siap acara makanya nggak sempat mf2an dech.^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikumussalam warahmatullah.

      Yap sama-sama kak. Sering-seringlah mengunjungi rumcay. Kami InsyaAllah selalu hadir di rumcay setiap hari.

      Delete

Tinggalkan Pesanmu Di Sini ^^

Powered by Blogger.