Genesis : Ini Tentang Persahabatan Kawan!
Tidak terasa sudah enam
tahun aku lulus dari smp. Walaupun masa-masa smp aku lalui dengan pribadi yang
culun abis, tapi tetap aja berkesan. Apalagi dijalani bersama teman-teman yang
punya karakter yang berbeda. Malam ini aku tidak sengaja membaca pesan dari teman-temanku,
Genesis. Tiba-tiba pikiran ku menerawang jauh, dan bernostalgila.
***
Genesis adalah sebutan untuk
kami ketika SMP. Ada Aku, Abi, Balsa, Ape, Edgar dan Ibnu. Semenjak SMP kami
sering banget ngumpul bareng. Kalo enggak buat tugas, pasti cuma seru-seruan
aja. Maklum, saat itu kami masih ababil.
Dulu Aku selalu iri melihat Abi. Ia selalu
bersinar hingga guru-guru di sekolah selalu menjagokannya di setiap kompetisi
antar sekolah. Ayahnya, Ustadz Suparman juga benar-benar keren sehingga mungkin
kekerenannya tertular pada anaknya. Saat itu aku yang masih buta perintah agama
selalu terkagum-kagum dengan pemahaman agama yang Abi miliki. Hingga setiap ke
rumahnya, aku selalu meminjam buku agama. Setiap shalat pun, Abi selalu menjadi
imam.
Terkadang Abi dan Balsa juga sering banyak-banyakan hafalan
Alquran. Aku yang hanya menghafal tidak lebih dari lima belas surat pendek
hanya bisa terdiam di pojok kelas. Menggigil malu karena tidak tahu apa-apa. Sampai-sampai
aku ingin menjadi seperti Abi.
Balsa, dia paling jago pelajaran matematika. Setiap ada
tugas matematika kami selalu minta diajarkan. Bahkan terkadang caranya
menjelaskan lebih ku mengerti dibandingkan guru matematika sendiri. Kalo udah
ngerjain soal matematika, ia serius bukan main. Sampai-sampai bisa marah kalo
ditanyain jawaban. Ampuni aku Balsa.
Balsa juga jago gambar. Hingga setiap kali kami selalu
bersaing siapa gambar yang paling bagus. Dia juga yang ngajarin pakai drawing
pen. Dulu komik andalannya adalah ‘Comeng Ilang Pala Kop Kasian’. Waktu itu ia
selalu merasa telah terkalahkan olehku. Hingga tiap kali menggambar harus
banget lebih bagus dari aku. Padahal waktu itu ia tidak tahu kalau sebenarnya akulah
yang telah kalah. Gambar-gambarnya super keren abis!
Kalau Ape beda lagi. Masa smp aja dia udah ngetrend. Kalo kami masih
culun cupu chibi-chibi gitu, dia udah trendy. Dia tahu semua yg lagi booming
dan uptodate. Stelannya selalu cool dan bahkan digandrungi banyak wanita. Kalo udah ngumpul bareng Ape, pasti tidak lain ada nyinggung masalah wanita. Sampai kami pun berguru padanya perihal wanita.
Yang kerennya, Ape selalu
lebih dewasa di antara kami. Dia yang selalu mengingatkan kalau ada di antara
kami yang ulang tahun. Selalu peduli dengan masalah internal kami dan
pikirannya selalu maju ke depan. Mungkin itu juga yang buat teman-teman wanita
di sekolah ngefans sama Ape. “Ape! Ape!”
Ibnu yang paling gokil. Selalu aja punya bahan tertawaan. Dimana
aja kapan aja dia bisa membuat suasana mencair. Selalu riang seakan-akan kita
semua masuk surga.
Ibnu dan Abi paling sering bicarain soal mobil. Tiap lihat mobil
di mana aja mereka langsung tahu merek apa, tahun berapa dibuat, dan bahannya
apa-apa aja. Untung mereka gak tahu siapa nama yang punya, kalau tahu pasti aku
kasih jempol kaki karena salut.
Kalau Edgar eksklusif banget. Udah gadgetnya selalu hitech, jajanannya
juga wah-wah merdeka gitu. Handphonenya selalu keluaran terbaru. Jadilah kami
seperti nonton topeng monyet tiap kali Edgar mendemokan ponsel barunya. Itu masih
handphone, belum lagi yang lain. Tapi anehnya Edgar sering banget
manggut-manggut tiap kali kami buat rencana. Seperti orang linglung gitu. Apa aja
selalu setuju. “Ah, apapun yang penting jalan.” Mungkin itu pikirannya.
Di kelas tiga, Kami satu
kelompok di pelajaran kesenian. Kebetulan tugasnya harus buat lagu mars SMP
Negeri 3 dengan not balok dan angka. Pokoknya lagu beneran deh. Hasilnya kami
pun galau melihat selembar kertas kosong untuk menulis lirik. Karena tidak ada
yang memulai maka akupun menulis judul di kertas itu.
Mars SMP Negeri 3
Tiba-tiba Abi merampas
pulpen yang ku pegang dan ikutan menulis,
Mars SMP Negeri 3 Langsa
“Aku udah!” seru Abi yang
hanya menambahkan kata Langsa.
Tiba-tiba Ape juga merampas
pulpen di tangan Abi. “Sinilah pulpennya! Gak jelas semua kalian!”
Mars SMP Negeri 3 Langsa.
Ape hanya menambah titik di
ujung kalimat. “Wooooo!” Semua memukul Ape.
“Udah Ah, ini aja susah
banget!” Balsa ambil bagian.
Mars SMP Negeri 3 Langsa.
Balsa hanya menambah garis
bawah di judul lagu. Langsung saja Balsa kena pukul juga. Kebetulan Edgar dan Ibnu tidak
satu kelompok dengan kami. Mereka terdampar jauh dari peradaban cowok-cowok keren.
Tabahlah Edgar dan Ibnu!
Akhirnya kamipun menyiapkan
lirik lagu dengan konsep rapper. Dengan lirik yang terkesan malah menjelekkan
sekolah tidak membuat kami patah arang. Yang penting tugas siap dan aman.
Hingga ketika guru kesenian menyuruh
kami menyanyikan lagu itu, kami galau. Jelas liriknya benar-benar berdosa. Tidak
mungkin kami menyanyikannya. Bisa-bisa kami malah di keluarkan dari sekolah. Akhirnya
kami pun menyiapkan lirik yang baru. Lirik yang lama masih menjadi
konsumsi rahasia kami. “Yo! Yo! Semua tangan di Atas!” Maaf, aku tidak bisa
melanjutkan lirik itu. Terlalu…
Akhirnya kami mendapat nilai
terbaik pada kelas kesenian. Pada ajang unjuk diri, kami seakan-akan boyband. Udah
nyanyinya sumbang, gayanya pun aduh… aku tidak sanggup mengingatnya.
Pernah kami juga ngadain
bakar ayam di rumah Abi. Karena minyak tanah habis, kami pun berinisiatif bakar
batok kelapa dengan bensin. Ketika Ibnu mulai menyulut api, BUZZ!! Api
menyambar dan menjalar hingga ke dinding rumah Abi. Abi Panik. Ia muter-muter
keluar masuk rumah. Begitu sampai di kamar tempat Ape dan Edgar yang sedang
main PS, ia cuma berbisik sambil lari ditempat, “Eh,Eh, di luar.. KEBAKARAN!!!”
Langsung kami heboh nyari
air. Ibnu yang melihat abi semakin berkobar malah bicara ke tetangga yang
lihatin kami dari lantai dua rumahnya, “Kak, lihat ni kebakaran!” katanya
bangga. Balsa cuma diem tengkurap di teras sambil lihatin dengan mata sayu.
Di rumah balsa kami juga
sering main PS. Mulai dari adu-aduan Guitar Hero, lomba Moto GP sampai Smack
Down. Kalau Winning Eleven aku angkat tangan. Lebih baik aku mojok nungguin
mereka selesai. Kadang kami juga sering berantem-berantem smackdown di kasur
kamar Balsa. Gelitik-gelitikan sampai mata berair.
Terkadang kami juga hanya
sekedar ngumpul untuk ngomongin apa-apa aja. Mulai dari masalah wanita yang disukai,
kehidupan pribadi sampai rencana kehidupan nanti. Untungnya kami tidak pernah
bermasalah dalam hal perkelahian. Jika saja di antara kami ada yang di pukul,
kami hanya tinggal menyodorkan Balsa dengan wajahnya yang datar ke depan, lalu kami
kabur sembunyi di rumah masing-masing. “Woy! Kudil lah!” cetus Balsa.
Ah, banyak kenangan lain
yang benar-benar seru. Mulai dari main futsal tiap malam di lapangan voli,
Nginap bareng sampai gak tidur semalaman cuma karena curhat-curhatan. Ah, entah
kenapa hati saya mulai bergetar sekarang. Hiks
Beberapa tahun yang lalu kami sempat foto bareng untuk
kenang-kenangan. Ape pun buat perjanjian kalo lima tahun lagi kami mesti balik
dengan kesuksesan yang kami raih. Kami semua manggut-manggut sambil
teriak-teriak gak jelas di depan toko orang. Aku pun saat itu entah kenapa
semangat luar biasa untuk bisa sukses melebihi mereka nanti.
Sekarang kami semua sudah terpencar. Abi belajar di industri
perkebunan, Edgar di Sistem Informasi USU, Ape sibuk belajar akuntansi di
Medan, Ibnu adem ayem kuliah di Bandung, Balsa udah nomaden dinas pasca lulus
bea cukai. Aku jadi tidak sabar berjumpa dengan mereka lagi tentunya dengan kesuksesan yg akan kami raih
nanti. Semoga aku juga bisa sukses nanti.
Seperti apa kami nanti? Mungkin
saja kami akan membuat sebuah acara reuni, dan membawa istri masing-masing. Atau mungkin malah ada yang sudah ditarik-tarik sama anaknya,” Ayah, om-om itu siapa?”
Ah, sepertinya pikiran ku
sudah terlalu jauh. Ku akhir saja tulisan ini. Terakhir, aku hanya ingin bilang, aku merindukan kalian,
Genesis!
Banda Aceh, 15 Mei 2013 .
00.31 WIB
Lovee you sahabat-sahabatku kalian pelita hati ku. Di saat aku mulai jenuh dengan perjungan hidup selalu ada kalian yang memberikan semangat kepadaku. Aku akan berjuang sampai berhasil dan akan ku persembahkan untuk keluarga dan sahabat-sahabatku yang sangat-sangat luar biasa. Terimaksih telah menjadi sahabat yang baik. Semoga sahabatku bisa menjadi pelita hatiku dan pengingat dalam hidupku ketika aku mulai memikirkan hal-hal yang buruk.
ReplyDeleteIbnu hasan si Mr Gogil kata bg aslan. :)
Yap. sama-sama Ibnu!
ReplyDeleteNtar sekali-kali kita buat nonton bareng eumpang breuh di rumahmu lagi. haha
Itu foto Aslan waktu SMP?
ReplyDeleteWaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.... lucuuuuuu.... ckckkckc
Bukaan.. itu waktu kami udah kuliah kak. Pas reuni kami foto bareng. SMP aslan masih cupu banget. haha
ReplyDelete