Pemuda Kalem Adem Ayem
Yes. Aku kira mereka semua sudah
terjebak imej ‘kalem’ ala pemuda itu. Bicaranya nunduk, cuma senyum-senyum.
Sesekali lihat handphone, kayak lagi nunggu telepon dari rumah sakit, “Selamat!
Anak anda laki-laki!”
Pemuda itu benar-benar sabar bin
tegar lho. Bayangin aja, gimanapun lelucon panas menyerempet namanya tiap hari,
tapi dia tetep aja bisa senyum. Tertawa pun kalo emang gak nahan pengen ketawa.
Huahahahahaha. Pertahanannya jebol!
\
Semenjak dia bergabung di
komunitas menulis ini, dia sudah menjadi bulan-bulanan teman-teman. Oh tidak,
mungkin tahun-tahunan. Apalagi pas inaugurasi tempo hari, ia sudah punya gelar
khusus yang disematkan tidak langsung pada dirinya. Marilah kita sambut, Ariel
Lubuk! Huuuuuuuuuuuuuuuu.
Anehnya pemuda ini, atau mungkin
dia memang aneh, malah seperti menikmati sosok dirinya yang baru di komunitas
kepenulisan ini. Sesekali ditertawakan, sesekali dihina. Bahkan hampir
dijodohkan dengan rumput yang bergoyang. Sama-sama diem-diem heboh gitu
soalnya.
Ketika semua orang sibuk dengan show off diri mereka masing-masing, dia
malah nyantai tanpa dosa. Orang-orang udah sibuk posting tulisan berkelas,
berdiksi dan berimajinasi, dia malah ketawa ketiwi kayak digelitikin telapak
kakinya. Kalau ikutan kelas menulis aja, dia cuma mojok di ujung ruangan. Adem ayem.
Pun sesekali idem kalo ada diminta saran. Untung gak bersarang laba-laba di pojokan.
Sampai suatu hari, di dunia tabi,
aku, dia dan beberapa teman kepenulisan ngopi darat di sebuah warung kopi. Masing-masing
pegang laptop. Rencananya mau update blog biar kece. Kami kan blogger bro!
blogger!
Nah, problemnya nih masih sama. Ketika
kami sibuk dengan laptop masing-masing, dia malah duduk-duduk ceria kayak anak
autis gitu. Sesekali senyum lihat BB, sesekali senyum lirik ke kiri dan ke kanan.
Eh, pas dia senyum ke arah temen aku yang satu lagi, dia nunduk. Yaiya lah
nunduk, secara senyum bahagia ke sesama lelaki itu berbahaya. Bisa-bisa entar
malah dianggap priadona.
Di menit ke lima puluh sembilan lebih
tiga puluh satu detik, salah seorang temanku mengeluh tentang karir
kepenulisannya yang masih abstrak. Andalannya cuma status keren Facebook. Paling
barter mungkin catatan atau artikel di blog yang pembacanya pun cuma kami-kami doang.
Aku yang merasakan nasib yang sama cuma bisa ngangguk-ngangguk tertampar
statementnya yang terlalu lugu dan polos itu.
Wuzz! Mendengar pembicaraan galau
kami pemuda kalem adem ayem itu pun sontak kaget. Kayak baru aja sadar dari
meditasi. Untung matanya gak melotot. Bisa-bisa malah kami lemparin gelas
karena mikir dia udah kesambet jin toilet tua. Habisnya gak bisa dibedain sih.
Dengan sekejap si pemuda kalem
adem ayem ini segera mengambil alih kemudi laptop. Ia tarik gas, putar
porsneling, tekan Control+T di browser beberapa kali. Tuts laptop berdetak
cepat. Cetuk-cetuk! Tidak lama layar komputer pun mengeluarkan aura bercahaya. Seakan-akan
aura kepenulisan memancar deras dari layar laptop. Zuingg! Kami terpana.
Zep! Tiba-tiba laptopnya padam. Pemuda
kalem adem ayem terdiam. Aku terdiam. Yang punya laptop pun terdiam. Temanku yang
satunya lagi juga ikutan terdiam dengan risol yang masih setengah masuk ke
mulutnya dan kemudian berkata,
“Khenhapha? Ghemphaaa yhaaa?”
Aku pengen muntah lihat risol
yang terpencet-pencet di mulutnya gak karuan itu.
Ya ampun ternyata yang punya
laptop lupa ngisi daya laptopnya. Karena udah uzur, makanya kalo mati gak ada
pemberitahuan terlebih dahulu gitu. Si pemuda kalem adem ayem udah keringatan
dari tadi karena ngira laptopnya udah habis umur karena di keyboardnya
diketuk-ketuk kuat tadi.
Lanjut.
Begitu kami menghidupkan lagi
laptop itu, Wow! Terbukalah pintu hati kami. Si pemuda kalem adem ayem dengan
lugas dan tangkas memperkenalkan dunia kepenulisan ala dunia maya. Dia mulai
kenalin dari situs-situs kepenulisan, grup penulis, rekan-rekan penulisnya yang
berskala nasional, juga isi kotak emailnya yang penuh dengan e-sertifikat
menulis. Belum lagi beberapa antologinya yang sudah terbit.
Kami pun menelan ludah. Menganga melihat
kekaleman pemuda itu yang mulai terkuak. Belum lagi mendengar penjelasannya
tentang sejarahnya menulis, proses berteman dengan penulis-penulis nasional,
sampai bagaimana ia bisa menerbitkan beberapa buku antologinya. Kalau tidak
percaya, silahkan buka google, trus klik Nazri Z. Syah Nazar.
Kamipun tertampar,
terjambak-jambak malah. Apalagi setelah membaca isi blognya yang penuh
permainan diksi. Semua kompetisi nulis ia jabanin. Pantesan ia lebih sering
diam. Mungkin aja lagi nyari ide cerita atau lagi mikir gimana kelanjutan
cerita yang udah dia buat.
Ketakjuban kami pun tidak
berakhir sampai di situ. Ketika membuka blognya, banyak link-link yang merujuk
ke halaman website yang tercantum namanya. Dan apa itu saudara-saudara? Ia adalah
seorang Rapper! Hip-hop bro! Yo come on! Yo! Yo!
Kalau tidak percaya lagi,
silahkan buka ini.
Nah, masih percaya kalau ia itu
kalem adem ayem?
Semenjak hari yang tidak
bersejarah itu, ia udah mulai-mulai rapper di depan kami. Kadang lagi
serius-serius cerita, ia pun berdiri dan menggerak-gerakkan tangannya.”Yo! Yo! Gitu
bro!” untung kami ga ngidap jantung. Bisa-bisa koit juga kami hari itu.
BTW, dia orangnya baik banget. Ga ricuh mikirin orang lain. Ga perlu
show off ke sana kemari. Yang penting
prestasi jalan terus, tulisan berkembang terus, jaringan meluas terus. Terserah
orang mau bilang apa, toh gak ada ngaruh sama kita. Yuk kita bergerak terus!
Semenjak hari itu, kami memanggilnya, guru!
F--------- OFF!
ReplyDelete"Ia adalah seorang Rapper! Hip-hop bro! Yo come on! Yo! Yo!" , huaaaek! *muntah becak!
Itukah aku? +_+ si kalem yang aneh itu? tidak mungkin! pasti maksud si Aslan adalah Pak SBY ataupun temannya Dr. Azhari dan Nurdin M. Top..
Aku hanyalah pemuda desa yang bercita-cita tersenyum saat dibunuh dan membunuh di negeri Syam..
hahaha *peace bg ^^
ReplyDeleteBtw banyak yg belum tahu siapa abg. Untuk itu dengan segenap kekuatan dan inpirasi tinggi, maka aslan pun menulis tentang Zrie Kudo yang fenomenal itu. Lagu hiphopnya pun sudah di dengar. ngeri wak! haha
Hahaha,
ReplyDeletelawak aku bacannya..
ngekeh sendiri di warkop..
sampe pelayannya nanya,
"Kenapa?"
"Ini cerita lucu, bacalah," aku sodori ke mukanya.
setelah dibaca, dia nanya.
"Nazri itu siapa?" muka lugu sok cengir nggak jelas.
"Masa nggak kenal, dia yang malam minggu maren datang ke aceh," pasang mata picik.
"Oh, pemain piano itu ya?" dia merasa benar dan makin sok akrab.
aku diam aja sambil balas-blas koment di Fb. Begitu aku mau minum, eh, sanger coklatku hilang dari posisinya.
"Demi Tuhaaan! *tepok-tepok meja.
Kau lihat aku! mana sanclatku?"
satu warkop diam, si pelayan dengan polosnya datang bawa secangkir sanclat panas baru.
"Maaf, kirain tadi punya orang sebelah,"
*mohon doanya untuk warkop kebanggaanku ini, agar tidak ada lagi pelayannya yang mabuk gara-gara membaca.
Hahaha :D
ReplyDelete*ngakak guling-guling
blogwalking... :D
ReplyDeleteNgakak guling-guling baca komentar Aril, ckck... bener banget apa y Aslan, langsung terbuktik di layar komentar. WoW!
ReplyDelete:D
wah bang aril ternyataaa............. lanjutkan bang
ReplyDeleteKak Isni : Bg Nazri memang imajinatif kak :D
ReplyDeleteSiti : Benar kan? sampai2 nama Ariel kini lebih dikenal daripada nama Nazri, apalagi Zrie Kudo
ReplyDelete*Cukeh bg Nazri
yo...yo!! bang nazrii.... selamat! mereka mengagumimu. :D
ReplyDeleteF--------- OFF!
ReplyDelete"Ia adalah seorang Rapper! Hip-hop bro! Yo come on!
Yo! Yo!" , huaaaek! *muntah becak!
Itukah aku? +_+ si kalem yang aneh itu? tidak
mungkin! pasti maksud si Aslan adalah Pak SBY
ataupun temannya Dr. Azhari dan Nurdin M. Top..
Aku hanyalah pemuda desa yang bercita-cita
tersenyum saat dibunuh dan membunuh di negeri
Syam..
isni : guling-gulinglah pada tempatnya :D
ReplyDeletesiti : wah, salah orang dia tu.. :s
aslan : pernah baca novel "Temanku Teroris" ? Mungkin aku kayak tokoh Mubarok di situ, tiap tempat beda nama dan beda karakternya :D
Nuurul : masa iya?? *eh, itukan komen aku. nama dicopy? :/
Wow,.. saya baru baca.. Kan betul udah saya bilang bang nazri itu punya X Factor yang orang lain gak punya :)
ReplyDelete#banak2 lah bersabar ya bang :D