Anggap Saja Saya Turis! Bagian 2
Begitu
saya masuk ke Mesjid Raya Baiturrahman (MRB), saya memasang wajah lugu, penuh
keingintahuan dan tidak peduli dengan siapapun. Kan ceritanya saya tidak kenal
siapa-siapa. Saya pun menelusuri mesjid raya, melihat banyak orang yang berfoto
ria dengan Mesjid Raya sebagai backgroundnya. Saya sempat tersenyum sendiri,
karena banyak orang yang menjadi model, sedang yang motret juga banyak. Bahkan ada
seseorang yang ingin memotret temannya terpaksa menunggu karena ada dua orang
yang sedang melihat-lihat hasil foto dihadapan mereka. Sabar aja ya mas!
Di depan
saya ada dua orang yang sepertinya tadi satu bis sama saya. Salah satu dari
mereka sesekali melihat kebelakang, melihat saya. Sepertinya dia menganggap
saya mengikuti mereka. Ya ampun, emang saya ada tukang pencopet apa? Saya ini
turis! Turis!
Saya
pun berbelok keluar mesjid melewati pintu sebelah kiri. Karena pasang tampang
turis, banyak tukang becak yang manggil-manggil. “Becak Mas! Becak bang!” Eh,
kalau bukan turis pun sepertinya juga ditawari ya? Wah saya terlalu percaya
diri. Hehe.
Saya
berjalan di sepanjang pedestrian di samping MRB. Pedestriannya bagus. Di ujung
jalan saya jumpa lagi sama dua orang yang satu bis sama saya. Ya ampun. Dikira saya
ikutin lagi apa? Saya pun berbelok kearah pasar aceh.
Di sepanjang
pasar aceh, saya ditawari bermacam-macam. “Mampir mas! Beli emasnya dek! Singgah
dulu bang!” saya sih cuma pasang wajah turis. Pura-pura gak ngerti bahasa
mereka. Huohohoho.
Ternyata
berjalan disiang hari panas juga, segera saya mempercepat langkah dan masuk ke
Pasar Aceh Baru. Wuih, AC nya dingin bener. Saya pelan-pelan jalan, naik escalator
kelantai dua, keliling, naik lantai tiga, keliling, terus turun. Cukuplah untuk
menghilangkan keringat. Banyak penjaga toko yang tidak menegur saya, hanya
memandang saja. Sepertinya saya seperti pengawas pasar, ya?
Lanjut
saya keluar, dan melihat banyak kios yang menjual jajanan Aceh. Ada dodol dan
kue-kue Aceh lainnya. Waduh, saya ngiler. Berpura-pura jadi turis tapi duit gak
mencukupi. Saya pun hanya lewat hingga sampai ke pintu kanan MRB. Segera saya
ambil wudhu dan masuk ke mesjid untuk shalat tahiyyatul masjid.
Di luar
tadi, banyak anak-anak yang dimandikan. Saya tidak tahu mengapa, tapi bagi
mereka yang dari desa masih menganggap kalau MRB meutuah. Anggapannya juga enggak tahu apa, mungkin supaya anaknya shalih dan sering ke mesjid mungkin. Hehe. Saya pun
berpikir jangan-jangan waktu kecil saya juga ada di mandikan? Ah enggak tahu
deh. Saya tidak berani mengambil foto, takutnya kalau mereka sudah besar nanti mereka tuntut saya karena posting foto mereka tanpa busana.
Habis
tilawah, saya tidak sadar sudah tertidur bersandar disebuah tiang di dalam
mesjid. Begitu mata terbuka, azan telah dikumandangkan dan sekeliling saya
sudah ramai. Padahal tadi cuma saya seorang lho.
Selesai
shalat, saya kembali ke shinbun sibreh berencana untuk menaiki kembali damri
yang tadi. Alhamdulillah damrinya masih ada. Cuma pintunya masih tertutup. Saya
pun menunggu diluar sekitar lima belas menit sambil membuka-buka kamus. Kan saya
turis? Jadi pura-pura belajar bahasa Indonesia. Hingga tiba-tiba pintu damri
terbuka dan pak supir bertanya, “Ho Neujak?*”
“Darussalam
Bang!”
“Oh,
kon nyoe! Nyoe neujak u Bandara!”
“Oh,
kon u Darussalam bang nye?”
“Nye dek!”
Saya
pun pamit sama pak supir dan naik labi-labi. Selama di labi-labi saya juga
mencatat setiap melewati halte. Tadi bergaya buka kamus, sekarang malah keluar acehnya. Ya ampun.
Berikut catatannya:
Mulai
dari mesjid Raya : 13.21
Halte
Depan Pertamina : 13.25
Halte
depan Hotel (Lupa apa nama hotelnya, didepan bulog juga) : 13.26
Halte
depan Kantor Satpol PP (Lampriet) : 13.27
Halte
depan TK Khalifah (Depan Bank Muamalat Lampriet) : 13.29
Halte
depan Hotel Madinah : 13.30
Halte
depan Mesjid Agung Lampriet : 13.30
Halte
depan Kantor Dinas Syariat Islam : 13.32
Halte
dibawah jembatan penyebarangan (Depan Dishubkominfo) : 13.32
Halte
depan RS Ubudiyah Lingke : 13.34
Halte
depan Puswil : 13.36
Darussalam
: 13.40
![]() |
Saya kira damri ini balik ke darussalam. ternyata ke bandara. Eh, saya baru sadar ada tulisan airport dibelakangnya |
![]() |
Di dalam Labi-labi |
Kesimpulannya,
sekarang ini lebih cepat naik labi-labi daripada damri. Walaupun tarif
labi-labi lebih mahal dari damri. Untuk mahasiswa dan umum, damri 2000 rupiah sedang
labi-labi 3000 rupiah untuk mahasiswa dan 4000 untuk umum. Ini masih trayek
Kota-Darussalam. Kalau rute lain mungkin tarif labi-labi beda. Sedang damri,
hanya satu rute yang sering. Untuk rute kota-bandara saya belum pernah
mencobanya.
Sewaktu
kepulangan tadi, di tengah perjalanan ada tiga mahasiswi asal Malaysia yang
naik. Mereka bertiga bicara bahasa malay dan sekarang saya yang tidak mengerti.
Aduh duh siapa suruh saya tadi sok menjadi turis, sekarang saya yang ditimpa
menjadi penduduk lokal. Stay cool aja lah.
Hahaha, mau laah sesekali ikutin jejak Aslan. Menarik juga. :D
ReplyDeleteBoleh kak. SIlakan! seru loh! (o)
Deletehahaha...lucu..lucu..lucu...
ReplyDeleteSering" bg dari pada hana but...!!
:>)
Iya.. sekarang memang sedang meneliti damri :)
Deletesudah 3 tahun lebih di banda aceh tapi belum pernah duduk di damri.. haduuuuhh... ;(
ReplyDeleteWaduh ru. belum sah berarti. Mesti naik segera! :-b
Deletecukup menghibur.
ReplyDelete:-)
Hehe terima kasih :)
Deletemantap artikelnya sangat menkupas kilas balik zaman Kuliah dulu mulai dari Robur Putih,Damri Unsyiah,dan Damri yang ini.
ReplyDeleteJadi pengen jadi Turis juga neh dengan PP total biaya @4000 ha ha mantap...
Ayo bang! kita nikmati lagi naik Damri! Ayo ikut gerakan naik kendaraan umum dan mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi :-b
Deletewah asik.. petuanlangnya sendirian yaK.. asik asik bro
ReplyDeleteYap. memang asik Asalasah 8-)
Deletedulu tahun 97 saya kuliah naek damri pernah, labi2 pernah, robur pernah. Seruu. . . Lari2 ampe putus tali sepatu gara2 ngejar damri. Kenangan yg tak terlupakan. .#cieee.. Kenangan paling manis adlh saling dempet bahu antar penumpang di simpang mesra, hahahaha. . .
ReplyDeleteSalam kenal
_zahira_
bacaan yang ringan, suka :)
ReplyDeleteHuahaha
ReplyDeleteudah bisa aku bayangi..
=))