Cerita dari Mimi
Ini ketiga kalinya mereka datang. Membawa palu-palu
berukuran kecil dan besar. Memukul sana dan sini. Membongkar tembok tempat
biasa aku bersandar santai, sekedar meyakinkanku kalau kematian itu tidaklah
begitu membosankan. Tali-tali yang bergelantungan di langit-langit rumah,
tempat biasa ku jadikan ayunan di tiap malam, sudah mereka lepas dengan
semena-mena. Kenapa mereka tidak bertanya kepadaku dulu? Kenapa harus
menghancurkan rumah ini?
Hari pertama mereka tiba disini, aku sempat kaget. Aku tidak
siap tampil dihadapan mereka dengan penampilanku saat itu. Aku baru saja
mencoba bedak tanah kuburan terbaru yang pinjamkan Mulata. Dia selalu
menyombongkan diri dihadapanku, dengan bedak-bedak dan kosmetik kesetanan yang
dia beli di pajak perhantuan setiap malam jumat. Maklum, sebagai penghuni rumah
kepala desa, lingkungan keangkerannya jauh diatas level kami. Padahal, kalau
aku boleh jujur, selama masih ada lubang besar di perutnya, sebanyak apapun
tanah kuburan yang ia timpal diwajahnya, tetaplah tampak sebagai seorang hantu
kelas bawah.
Oke, kembali ke masalah yang tadi. Hari itu mereka membuka
paksa pintu rumah, lalu berbicara mengenai rehabilitasi. Aku hanya mengamati dari
sudut ruangan. Sesekali ketika mereka lewat, aku mengulur jubah putih panjangku
dan mengenai ujung kepala mereka. Aku hanya tertawa. Biar tahu rasa mereka. Siapa
suruh mengganggu ketentramanku di sini.
Besoknya, mereka sudah heboh. Sok hebat dengan membongkar
dinding-dinding triplek. Ada dua orang pria saat itu. Memang ada satu orang
yang menarik. Dia memukul-mukul, dan beberapa tiang tumbang. Hingga dalam
beberapa menit kemudian, aroma busuk mulai terasa lebih lapang. Cahaya matahari
sedikit banyak mulai menembus atap rumah. Suasana semakin terang. Hampir saja
menembus kulitku, dan pria itu juga sempat melihatku walau sesaat. Aku berusaha
menghilang segera, sedang dia terpaku, dengan tatapan kosong dan kakinya
gemetar.
Malamnya, kulitku yang terkena cahaya matahari mulai
melepuh. Aku meringis. Inilah derita menjadi makhluk setengah jadi di muka
bumi. Terombang-ambing di dunia yang tidak jelas. Dan tuhan hingga sekarang
tidak mengizinkan ku melanjutkan hidup hingga ke alam barzakh. Apa maksudnya
ini? lalu tiba-tiba aku teringat pria yang tadi sempat melihat sosokku walau
sesaat. Dia terlihat menarik.
Dan dihari ini, tepat hari ketiga, aku sudah menunggu mereka
di depan atap rumah. Aku sedikit berdandan dengan bedak kesetanan milik Mulata.
Rambut hitam panjangku aku gulung hingga menjadi seperti pohon cemara. Aku kira ini trend terkini
dikalangan para hantu. Mana ada yang sekeren dan secantik aku. Hihi.
Tepat seperti dugaanku, lelaki itu tiba lebih awal. Wajahnya
hari ini sangat cerah, melebihi cerahnya lampu teplok milik Ibuku. Aku kok jadi
gugup seperti ini ya, kayu tempatku nangkring langsung retak dan patah. Aku pun
segera terbang ke kayu lainnya. Lelaki itu tersentak, lalu melirik kearah atap.
“Hei jangan nganggu kami, Mimi!”
Aku terdiam. Terkejut. Darimana dia tahu namaku?
Karena gugup, akupun memunculkan diri begitu saja, menunggu komentarnya tentang
diriku, tentang penampilanku. Matanya melotot, kunci yang ia pegang lepas dari
tangannya begitu saja. Kakinya terlihat bergetar hebat. Mulutnya mulai terbuka
untuk mengucapkan sesuatu. Aku menunggu, berharap, kau ingin katakan apa?
“Kuuuuuunnnnntilllll aaanaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk!”
Dia lari terbirit-birit. Meninggalkanku begitu saja. Ah,
seharusnya aku tahu akan jadi begini. Dasar manusia! Semua sama saja!
jadi mimi itu bg aslan?
ReplyDelete:-s
Deletetulisan ini mimi yang buat. Saya cuma sebagai pewawancara saja
Jadi, ini dia penunggu FLP? Huwaaaaa
ReplyDeleteiya kak.. huwaaaaaaaa :o
Deletehebat2...
ReplyDeleteseneng tu mimi ad yg mau dengerin curhatnya :D
eh, dia awalnya dengerin curhat, terus mlah dimakan pulak kita @-)
Deletesi aslan mau tempatkan diri sebagai sosok pria yang menarik.. iya emang betul menarik tapi dalam pandangan hantu hehhe
ReplyDelete-_-
Deletetapi sepertinya mimi tertarik sama bang ariel kyaknya
hihihihi. Bisa ngebayangin Aslan adalah Mimi, Mimi adalah Aslan. Kosmetik-kosmetik begituan kayaknya terdengar elit, ya? Pasar Perhantuan buka jam berapa?
ReplyDeletemulai jam 12 sampai jam 4 kak :v
Deletekalau diskon setiap hari jumat kak hehe
mimi minta pulsa
ReplyDeleteitu mama bang -_-
Delete