Ketika Kehilangan Sesuatu
Sore ini kejadian yang sebenarnya sudah saya khawatirkan
akan terjadi, akhirnya terjadi. Ya, Tas saya hilang beserta isi-isi di
dalamnya. Tiba-tiba diri saya melompat ke dimensi berbeda, dan berjalanlah
layar dikiri dan kanan saya menampilkan kondisi ketika rumcay kemalingan,
laptop teman saya yang juga hilang, motor teman yang hilang, dan peristiwa
kehilangan lainnya yang pernah saya dengar. Semacam portal power ranger
melintasi ruang dan waktu.
Sore itu, selepas dari RIAB, kami singgah di Mesjid
Al-Faizin Lampeunurut Kota Banda Aceh. Beberapa pertanda sudah sempat saya
rasa. Ganjil, begitulah yang berkelebat dipikiran saya. Pertama kali ketika
kami menolak untuk shalat di mushala RIAB, ketika tahu rencana sosialisasi bakda
ashar dibatalkan. Kedua, pembicaraan ketika aku dan Rian, temanku yang saat itu
juga ikut ke RIAB, tentang nasib tas ranselku.
“Ah, sepertinya ransel yang di rumah harus segera dicuci. Ribet
banget pakai tas ini,” celetukku sambil menenteng tas yang sungguh berat itu.
“Wah, pas banget lan. Ini kan musim hujan, baiknya memang di
cuci biar bersih sebersih bersihnya,” jawabnya sambil tertawa, diikuti tawaku
pula.
Dan yang ketiga, ketika aku menaruh tas sebelum shalat. Saat
itu kami masbuk. Aku memang sudah berfirasat aneh. Dan ketika selesai salam,
aku tidak berdoa dan berzikir lalu langsung melirik ke arah tempat aku menaruh
tas tadi. Tidak ada! Kemana tas ku? Aku segera berdiri melihat ke tempat itu,
berlari keluar, masuk lagi kedalam, melihat orang-orang yang mencurigakan,
keluar lagi lalu berdiri diam. Menarik nafas dalam-dalam dan berkata dalam
hati, “Tas ku hilang.”
Sebenarnya ada tanda yang keempat, tapi akan aku jelaskan
nanti diakhir cerita.
Hari ini, sebenarnya rencanaku sudah komplit. Pergi pagi-pagi
ke kampus untuk ikut english club. Saat itupun perasaanku sudah tidak enak. Aku
seakan-akan tidak pintar bahasa inggris. Speaking ku kacau balau,berantakan,
bahkan begitu memalukan. Beda. Setelah itu, aku bertolak untuk menjumpai dosen
pembimbing, begitu menyenangkan. Walau ujung-ujungnya konsep besar skripsiku
berubah haluan, mulai dari perancangan hingga bahasa pemrograman yang harus aku
pahami. Tapi aku semakin bersemangat, karena aku suka meneliti hal baru.
Selesai itu, kami masuk kelas matkul IKD, mata kuliah yang
membosankan. Tidak banyak yang harus aku ceritakan, untuk itu kita lewati saja
bagian ini.
Sebenarnya, ketika di kelas tadi, Naris menelepon. Dan karena
aku tidak bisa menjawabnya, maka aku membalas melalui pesan singkat seusai
shalat zhuhur.
“Ada apa? Tadi gw ada kuliah.”
“Ada agenda ga lo? Temenin ke riab ga? Sekarang”
Dan begitulah seterusnya setelah bernegosiasi panjang
akhirnya saya ke RIAB bersama teman saya, Rian. Saat itu saya tidak ada motor,
makanya minta bantuan Rian.
Kembali ke berita kehilangan, sebenarnya untuk hal
kehilangan sudah sempat saya pikirkan. Ketika mengetahui tablet teman hilang,
saya sempat berpikir, bagaimana seandainya kalau laptop ini juga hilang? Ketika
komputer rumcay hilang, saya juga berpikir, apa yang akan saya lakukan kalau
laptop ini hilang? Begitulah, sebenarnya sejak awal saya sudah membangun mental
untuk menerima segala kemungkinan yang terjadi.
Yang membuat saya kecewa sebenarnya bukan karena laptop yang
hilang, tetapi karena data yang ada di dalamnya. Foto-foto bersama keluarga
dari masa ke masa yang tidak akan mungkin bisa digantikan(Untung foto ibu saya
sempat saya simpan di handphone), file-file project animasi dan segala macam
video yang pernah saya buat, yang menjadi track record perjalanan saya
membangun AACStudio, perusahaan yang saya bangun sendiri dengan hanya bermodalkan
sebuah laptop, juga beberapa data penting yang takut jika disalah gunakan, dan
tidak akan mungkin bisa digantikan. Jujur, segala macam yang hilang seperti
hardisk, modem, jam tangan, semua itu saya beli dengan hasil keringat sendiri,
dan modalnya ya dari laptop itu. Intinya laptop itu adalah benih munculnya
AACStudio dan cara saya untuk mencoba bertahan dalam kehidupan ini. Maka dari
itu, kadang kala saya tidak berani meminjamkannya walau hanya sesaat kepada
orang lain karena itu adalah separuh jiwa saya, apalagi sebagai seseorang yang
selalu berkutat dengan dunia pemrograman dan komputer.
Kabar kehilangan itu merambah dengan cepat, hingga membuat
keributan di mesjid. Semua orang pada keluar dan menanyakan saya satu persatu
seperti orang yang baru saja mengalami kecelakaan di jalanan. Dan beruntung ada
salah satu yang melihat pencurinya membawa tas saya, walau ia tidak bisa
menangkapnya karena berpikir, tas yang ia bawa itu adalah tas dia. Oh iya,
jaket saya juga diambil. Huhu.
Dan lagi, saya mencoba memuhasabahi diri. Sebenarnya saya
sadar, beberapa hari ini saya terlalu memikirkan skripsi sehingga kadang lupa
dengan akhirat. Banyak target ruhiyah di tahun ini yang belum tercapai, padahal
akhir tahun ini hanya tinggal menghitung jari. Sungguh, ini cara Allah yang
menurut saya sangat bijak. Karena segala kelalaian saya ya karena laptop itu. Maka
dari itu, saya mengikhlaskannya.
Laptop itu sebenarnya hibah dari Bunda saya (Kakak ayah
saya) yang merupakan orang yang membiayai kuliah saya hingga saat ini. Bisa dibilang,
saya mendapatkan beasiswa penuh darinya hingga akhir kuliah nanti. Dan laptop
itu ia berikan ketika saya memasuki tahun kedua kuliah. Itupun setelah saya
menjelaskan betapa beratnya kuliah dijurusan teknik informatika tanpa sebuah
laptop. Hingga dulu uang saya banyak habis karena selalu pulang pergi warnet
untuk bisa belajar-dengan bermodalkan flashdisk.
Nah, yang terberat bagi saya adalah karena laptop itu pada hakikatnya
bukan milik saya. Saya paling takut jika ada barang orang yang hilang di tangan
saya. Kalau milik sendiri sih gapapa hilang. Toh bisa dicari lain. Nah kalau
barang orang?
Juga yang paling menyebalkan ketika project animasi acara
usow 2 hilang. Saya tidak ada komentar untuk hal ini, karena saya tahu akan
membuat teman-teman FLP kecewa. Maafkan saya ya.
Dan tadi pagi, sebenarnya saya sempat menonton sebuah video
yang menunjukkan Andy Lau yang kakinya patah. Mungkin ini termasuk pertanda
yang keempat. Semenjak melihat video itu saya merasa saya belum ada apa-apanya.
Saya masih lurus-lurus saja menjalani hidup tanpa cobaan yang berarti. Satu kutipan
yang sampai sekarang masih saya ingat, “Jangan menyalahkan orang lain, dan
jangan menyalahkan dirimu!” melihat semangatnya untuk meraih mimpi, dengan
menghadapi cobaan yang masyaAllah begitu berat, saya jadi merinding. Mulai saat
itu saya sadar, mimpi yang hebat, pasti akan menghadapi cobaan yang berat. Maka
bersiaplah!
Saya tidak ingin menangis untuk masalah ini, ataupun
masalah-masalah yang akan saya hadapi dikemudian hari. Karena ini belum saatnya
dan bukan waktunya bagi saya untuk menyerah. Kelak mungkin saya akan menangis
ketika menghadiri acara wisuda atau mungkin memijakkan kaki pertama kali di
negara yang ingin saya tuju, atau mungkin ketika keberhasilan yang berhasil
saya capai setelah melewati beragam dan berumit
cobaan yang saya hadapi. Ini belum saatnya, belum.
Hiks...yang sabar ya aslan, Insya Allah akan segera ada gantinya
ReplyDeletesaya juga pernah merasakan kehilangan yang sama
Yap... terima kasih kak. Semoga Allah mengganti kehilangan kita dengan yang lebih baik :)
DeleteYg sabar Aslan, smoga Allah mengganti dengan yabg lebih baik :)
ReplyDeleteAamiiin... terima kasih kak :)
Deletesetelah ada kesulitan pasti ada kemudahan. sabar ya aslan.
ReplyDeleteterima kasih Sari :)
DeleteAslan, yang sabar, yang kuat Aslan.
ReplyDeletehehe.. terima kasih kak Dea :)
DeleteBenar-benar pelajaran bagi diri kakak sendiri. Hanya bisa mendoakan digantikannya dengan yang lebih baik ya, Aslan. Tapi terima kasih sudah membagi ceritanya ya, Dek. Kami turut berduka.
ReplyDeleteAamiiin... terima kasih kak Aini. Terima kasih juga sudah membantu :)
Deletecepat ketemu yah
ReplyDeletesudah diikhlaskan bang.. kalau emang kembali alhamdulillah :)
Deletepelajaran buat kita semua..
ReplyDeletekk yang laptop rusak saja cukup terasa sedih kehilangan data2.. Semangat Aslan
baik. semangat juga kak :D
DeleteAslan.. la yukallifullahu nafsan illa wus'aha.. kami doakan segera diberi yang lebih baik oleh Allah ya dek.. :')
ReplyDeleteaamiiin... terima kasih kak nuril :)
DeleteInnalillah, yang sabar ya Aslan, ada rahasia indah mungkin yang Allah buat di depan nanti, mudah-mudahan ketemu lagi barangnya ya :)
ReplyDeleteaamiin... terima kasih bg Hijrah :)
DeleteinsyaAllah ada hikmah@ lan, tawaqal n jangan putus asa utk jd yg lbh baik lg...
ReplyDeletefighting ya :)
aamiinn.. terima kasih tina :)
DeleteInsyaallah ada hikmah dr smua y mnimpa Aslan. Kk bntu doa smoga Aslan dimudahkan, berpikir y tenang dan terus ingat nikmat-nikmatNya. Yang sabar, Aslan ya...
ReplyDeleteaamiin terima kasih kak isni :)
DeleteAllah menyuruh kamu merubah haluan hidupmu bang aslan. ini tentu bukan kesedihan, ini awal hidup yang lebih dan sama sekali baru. Boleh jadi yang kamu suka itu tidak baik untuk kamu...
ReplyDeleteJangan dikejar lagi yang sudah hilang, semangat buat projek baru.
Yap.. terima kasih Nuurul! Fight! :)
Deletejadi mewek baca ceritanya, dan bisa jadi pelajaran yg sagat penting bagaimana menerima setiap cobaan dengan iklas dan sabar. Yg sabar Bang Aslan, dibalik cobaan pasti ada hikmahnya...Semanga..!!!
ReplyDeleteaamiiin... terima kasih jasmi :)
Deleteikut berduka cita...
ReplyDeleteSemoga pencurinya insaf dan mau mengembalikan...
Pasti ada jalan keluar, tetap semangat...
By the way, untuk ke depan, ingat sabda Rasul saw. : "ikat untamu lalu bertawakkal lah,"
aamiiinn... terima kasih kak Khairul Baraah :)
Delete